Berguru pada Kegagalan
Salah satu rahasia kesuksesan adalah tidak takut pada
kegagalan. Karena kegagalan adalah cermin untuk memperbaiki diri dan jembatan
untuk menuju sukses. Kegagalan membuat manusia menjadi matang dan besar, sebab
kegagalan akan menjadi bahan kajian dalam membenahi diri. Kegagalan tidak akan
bermakna, bila dijadikan tumbal dalam menitai nasib. Inilah kesalahan yang
sering dilakukan kaum pekerja. Akibatnya mereka pesimis dan putus asa. Berserah
diri, atau menyerahkan segalanya pada Yang Menentukan Nasib.
Ja'far
Subhani dalam bukunya yang berjudul "Bahagiakan Diri Anda"
menjelaskan, sejarah menunjukkan, kesuksesan datang setelah kegagalan. Ja'far
Subhani menambahkan, orang yang pernah gagal akan memasuki dunia barunya dengan
jiwa perkasa. Tidak itu saja. Orang yang pernah gagal tidak akan menumbangkan
harapannya, tapi mereka akan terus membangun harapan walaupun harus jatuh
bangun. Dan akhirnya, mereka pun sampai pada tujuan yang diharapkan.
Bagi
orang lemah, kekalahan atau kegagalan adalah racun yang mematikan. Bagi orang
perkasa, kegagalan adalah tangga menuju kemenangan. Falsafah ini dipakai oleh
Napoleon, "begitu aku mengalami kekalahan, maka aku akan mendapatkan cara
meraih kemenangan." Ini membuat Napoleon menjadi orang
besar, dicatat oleh sejarah dunia. Napoleon sering dijadikan bahan inspirasi
dalam meraih harapan.
Falsafah ini juga ada di Asia,
"habis gelap timbullah terang. Dalam kebencian terdapat kesenangan, dalam
keputusasaan terkandung banyak harapan." Ajaran ini menunjukkan bahwa,
orang Asia mempunyai semangat maju seperti manusia Barat yang telah menyatakan
diri sebagai manusia modern. Melakukan perubahan terhadap peradaban dunia.
Terbukti, sebagai wakil Asia, kini Jepang, Korea Selatan dan Cina, sudah
menjadi raja kecil dalam percaturan ekonomi dunia.
Tabah dan Konsisten
Selain belajar pada kegagalan, ada hat lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai sukses, yaitu sabar dan konsisten. Orang Bering salah paham dalam mengartikan sabar dan konsisten. Akibatnya salah berperilaku, menjadi malas, pasif, pasrah pada takdir, dan mau hidup di bawah segala kezaliman. Perlu disadari, kesabaran, ketabahan dan konsisten adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Sedangkan malas dan pasif, adalah kunci kegagalan.
Selain belajar pada kegagalan, ada hat lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai sukses, yaitu sabar dan konsisten. Orang Bering salah paham dalam mengartikan sabar dan konsisten. Akibatnya salah berperilaku, menjadi malas, pasif, pasrah pada takdir, dan mau hidup di bawah segala kezaliman. Perlu disadari, kesabaran, ketabahan dan konsisten adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan. Sedangkan malas dan pasif, adalah kunci kegagalan.
Sebagian orang berpandangan,
konsisten adalah faktor nomor dua dalam meraih keberhasilan (setelah berkerja
dan berusaha). Pandangan yang keliru. Sebab, seluruh faktor keberhasilan itu
saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan antara satu sama lain. Orang punya
semangat tapi tidak konsisten, mereka akan lebih mudah putus asa saat
menghadapi problem. Karena mereka tidak mempunyai motivasi untuk bertahan.
Yang lebih penting lagi, jangan
berpandangan bahwa semua pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
Setiap pekerjaan mempunyai tingkat persoalan berbeda-beda. Ada yang sulit ada
yang mudah. Begitu juga dengan tingkat kecerdasan dan ketangkasan, dalam
menyelesaikan pekerjaan clan karier.
Keterlambatan sukses, bukan berarti
gagal menggapai sukses. Dalam kasus ini, kita bisa belajar pada semut yang
berada di atas batu, ingin naik ke tiang lampu di pinggir jalan. Walaupun
kecil, tapi mempunyai semangat yang kuat. Menelusuri jalan panjang, naik turun,
menahan licinnya tiang, dan jatuh. Tapi tetap bersemangat, untuk naik ke atas
tiang lampu. Dan karena konsisten, sang semut sampai juga di atas tiang lampu.
Begitu
juga dengan Sakaki, ilmuwan abad 7 H. Pada usia tiga puluhan, Sakaki baru mulai
belajar. Sepuluh tahun lamanya ia belajar, berbagai cemoohan didapati. Pada
suatu hari, Sakaki pergi ke Sahara. Di sana ia melihat tetesan air hujan jatuh
ke bongkahan batu. Pemandangan itu membuatnya berpikir panjang dan berkata,
"hati dan jiwaku lebih keras daripada batu. Sekiranya cucuran ilmu seperti
air hujan mengucur ke dalam hatiku. tentu akan menjadi kekuatan yang bisa
membuang kebodohan, laksana air hujan memecah bongkahan batu," Kemudian
Sakaki kembali ke kota dan belajar. Karena konsisten dan teguh, ia kemudian
menjadi seorang pujangga Arab terkenal. Ia membuat
buku tentang bahasa Arab yang menjadi panduan di semua Universitas Islam.
Belajar Dari Kegagalan
Semua kejadian buruk dan baik mempunyai hikmah, begitu juga dengan-kegagalan. Kegagalan akan bermakna seandainya kegagalan tersebut dijadikan panduan. Berikut til belajar dari kegagalan.
Semua kejadian buruk dan baik mempunyai hikmah, begitu juga dengan-kegagalan. Kegagalan akan bermakna seandainya kegagalan tersebut dijadikan panduan. Berikut til belajar dari kegagalan.
Bercermin.
Selain sebagai ilmu, kegagalan juga bisa menjadi cermin Tempat berkaca dan
mengevalusi diri atas tindakan yang telah dilakukan. Kesempurnaan itu hanya
bisa ditata, jika manusia sering melakukan evaluasi.
Mengubah Pola.
Meninggalkan sistem kerja lama, menggantikan dengan membuat sistem baru. Sistem
yang sesuai dengan perencanaan dan target. Tidak sedikit perusahaan mengalami
kegagalan, karena bertahan pada sistem lama, padahal zaman terus berubah.
Belajar Pada Senior.
Belajarlah pada teman yang pernah mengalar kegagalan, karena mereka lebih tahu
cara untuk mengatasi kegagalan. In put dari berbagai sumber, akan memudahkan
diri dalam mencari kesempurnaan.
Sabar. Kesabaran
membuat orang menjadi lebih yakin terhadap perubahan.Karena perubahan merupakan
proses yang membutuhkan waktu. Bisa lama, bisa singkat, ter gantung beban
persoalan clan keje niusan seseorang dalam menyelesaikan permasalahan.
(Indah_Devi)
No comments:
Post a Comment